Minggu, 11 Mei 2014

Pemeriksaan Mata Menjelang Persalinan

Front office Jakarta Timur Eye Center, Lantai III RS Harapan Bunda
Memasuki minggu ke 31 kehamilan, saya diminta untuk memeriksakan kondisi mata karena minus saya yang tinggi, ki-ka 5. Alhamdulillah kemarin bisa menyempatkan diri ke Jakarta Timur Eye Center, lokasinya berada dalam satu gedung dengan RS Harapan Bunda, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Setiap kali saya harus check anggota tubuh pasti saya deg-degan, apalagi mata karena saya sudah sangat lama tidak check kondisi mata saya pada dokter. Sejauh ini pemeriksaan mata hanya pada optik, bahkan tak jarang saya tidak ingin diperiksa kembali jika ingin mengganti kacamata. Alasannya karena sudah nyaman di minus 5 dan tidak ingin naik lagi minus saya. Bisa saja kan berkurang minusnya? tapi sayang saya selalu ragu kalau minus saya berkurang, karena pengalaman beberapa kali periksa di optik, minus selalu bertambah dari minus 1,25 hingga sekarang 5 dalam rentang waktu 18 tahun. :D

Sebelum menikah, saya tidak pernah berpikir hubungan antara mata minus tinggi dengan proses persalinan. Walaupun mungkin banyak orang jaman dahulu atau bahkan ibu kita sendiri atau anggota keluarga lainnya juga sudah ada yang minus tinggi kemudian sukses melahirkan beberapa anak dengan persalinan normal tanpa harus periksa atau minta persetujuan dokter mata untuk menjalani persalinan normal. Adakah hubungnya persalinan normal dengan mata? Kemudian bagaimana dengan keadaan jaman sekarang dimana obgyn menyarankan pasiennya yang minus tinggi untuk check kondisi mata sebelum menjalani persalinan normal? Resiko putusnya syaraf mata bisa terjadi pada siapa dan kapan saja, tidak hanya pada persalinan normal. Contoh orang yang bangun tidur, bisa saja tiba-tiba kehilangan penglihatannya.

Ngeden atau merem saat persalinan sebenarnya tidak berpengaruh langsung pada mata, namun demi mengurangi resiko terburuk bagi mata, maka obgyn biasanya menganjurkan pada bumil yang berminus tinggi 
untuk memeriksakan kondisi matanya,. Karena pada proses persalinan normal, seluruh otot dan syaraf pada tubuh bekerja keras atau menegang. Jadi menurut saya, tak ada salahnya bumil minus tinggi untuk memeriksakan matanya ke dokter untuk menyakinkan diri dan tentunya obgyn bahwa kondisi mata tidak bermasalah jika dilakukan persalinan normal. Bagi orang yang jarang banget periksa mata pada dokter (seperti saya...:D), anjuran obgyn untuk pergi ke dokter mata memaksa saya tahu kondisi sebenarnya si mata, kondisi kornea, lensa, retina dan syaraf mata. Alhamdulillah semua baik-baik saja, artinya tidak ada yang bermasalah.  (phufff...leganya). Padahal sudah ada ketentuannya ya periksakan mata Anda minimal 6 bulan sekali. hehehee...

Manfaatnya lagi, setiap kali kita berkunjung dari dokter spesialis, pasti dapat ilmu walaupun sedikit. Seperti ini, orang yang berminus tinggi itu, syaraf matanya ibarat balon tiup karet. 
Balon karet yang belum ditiup, ketebalannya masih normal = mata normal, artinya syaraf mata pun masih bagus.
Balon karet yang ditiup dengan sedikit angin, ketebalan permukaannya berkurang = mata minus.
Balon karet yang ditiup dengan banyak angin hingga balon membesar, ketebalan permukaannya semakin tipis = mata minus tinggi. Jika ditambah lagi tekanan anginnya maka ada kemungkinan balon tersebut akan semakin tipis dan kemudian pecah. Begitu kira-kira analogi antara minus mata dan balon karet.
Jadi, semakin tinggi tekanan angin di dalam balon, semakin menipis ketebalan permukaan si balon. Sama halnya dengan mata minus, semakin tinggi minusnya maka semakin tipis/menegangnya syaraf mata.
Itulah mengapa obgyn sekarang lebih menyarankan pasien yang berminus tinggi untuk memeriksakan matanya sebelum menjalani persalinan normal karena untuk mengurangi resiko terburuk. Tentu kita sebagai pasien pun menginginkan proses persalinan yang tenang tanpa ada perasaan negatif yang terjadi pada mata ketika proses persalinan nanti. 

Kini saya akan share proses pemeriksaan mata keseluruhan (terutama untuk ibu hamil):
1. Tahap pertama, saya memasuki sebuah ruangan yang terdapat 3 alat pemeriksaan mata. Sebenarnya alat ini tidak asing bagi pengguna kacamata dan sering ke optik, karena alat ini pasti ada. hehehe. Cara kerja alat (1) ini, pasien duduk kemudian tempelkan dagu di bagian alat tersebut, diperiksa deh mata kiri dan kanan secara bergantian, di dalam alat tersebut kita akan lihat sebuah rumah kecil dari buram hingga jelas.
Kemudian berpindah ke alat kedua (2), bentuk alat ini hampir mirip dengan alat pertama tapi cara kerjanya berbeda. Alat ini cukup mengejutkan karena ada efek angin yang ditiupkan ke mata, menurut saya tidak sakit tapi cukup buat kaget :p. Beberapa kali mata saya ditiupkan angin dari alat ini. Setelah alat kedua, lanjut ke alat (3) pemeriksaan manual seperti di optik-optik, dimana kita pakai kacamata khusus yang akan diselipkan beberapa lensa secara berganti untuk membaca huruf/angkat di dinding yang cukup jauh jaraknya jika saya tidak pakai kacamata. hahahhahaa. Setelah tahap pertama selesai, saya diminta menunggu untuk tahap selanjutnya. Review sedikit Jakarta Timur Eye Center, ruangannya lumayan nyaman, bersih, ber-AC dan harum walaupun hanya satu lantai di RS Harapan Bunda, ada 3 kursi alat pijat di ruang tunggu dan beberapa alat pijat refleksi kaki untuk pengunjung.

2. Tahap kedua, saya diminta untuk memasuki sebuah ruang tunggu yang lebih privat. Ternyata di sana saya akan diberi obat tetes mata semalam satu jam, fungsi obat tetes ini untuk memperbesar pupil mata guna pemeriksaan mata selanjutnya. Orang-orang yang berada di ruangan ini khusus bagi yang akan diberikan obat tetes mata, tapi pendamping boleh menemani. Efek obat tetes mata ini 4-6 jam ke depan penglihatan akan buram dan kesulitan membaca. Ooooo...ternyata benar. Selesai pemeriksaan mata, penglihatan saya buram dan tidak bisa baca sms, bbm, wa, line, ig, fb, dst. hahhahahaa.. Alhasil merem deh jadi pilihan.

Ruang tunggu proses pemakaian obat tetes mata
3. Tahap ketiga, saya memasuki ruangan yang hanya ada tempat tidur dan alat pemeriksaan mata. Disana saya diperiksa oleh dr. Okky N, Sp.M. Saya diminta berbaring kemudian lampu dimatikan, dokter mulai periksa mata saya dengan sebuah lampu, menurut saya seperti lampu senter. Disana saya diminta menggerakan bola mata ke atas, kiri, bawah, kanan untuk masing-masing mata. Proses ini cukup menyilaukan mata. Selama proses pemeriksaan mata ini saya selalu ditemani oleh suami.

4. Tahap keempat, ini tahap terakhir pemeriksaan mata saya. Ruangannya di ruang praktek dr. Okky sendiri. Pemeriksaan tahap ini menggunakan alat yang cara penggunaannya hampir sama dengan tahap ketiga namun lebih detail. Saya diminta melihat atas, atas kanan, kanan, bawah kanan, bawah, bawah kiri, kiri, kiri atas. Begitu masing-masing bola mata. Proses ini saya merasa ada sebuah benda yang hampir menempel dengan lensa mata, cukup membuat pegel kepala karena suster memegangi kepala saya, mungkin agar tidak gerak-gerak, dan menempel sempurna dengan alatnya. Selesai pemeriksaan, dr. Okky menyatakan bahwa kondisi mata saya masih bagus. Alhamdulillah. (leganyoooo :D) dan tidak bermasalah jika melahirkan normal nanti. ^_^...Terima kasih ya Allah

Tips : Jika tidak dikasih surat rekomendasi pemeriksaan mata oleh obgyn, jangan lupa minta surat pernyataan hasil pemeriksaan oleh dokter mata ya. Pengalaman saya, berhubung tidak dikasih surat rekomendasi pemeriksaan mata oleh obgyn, maka saya inisiatif minta surat pernyataan bahwa mata saya baik-baik saja oleh dr. Okky. Alhamdulillah dr. Okky friendly dan segera menulis pernyataan untuk obgyn saya, dr. Novi Gracia. ^_^

Biaya pemeriksaan retina untuk bumil di Jakarta Timur Eye Center per Mei 2014 sbb :
- Konsul dokter mata : 165rb
- Tonometri non contact ODS : 15rb
- Indirect Optalmoskop Kepala ODS : 25rb
- Pemakaian obat tetes mata : 18rb
- Adm : 25rb
Total : 248rb.

Jadwal praktek dr. Okky Natanael, Sp.M :
- Senin-Jumat pukul 09.00-15.00
untuk lebih jelas jadwal praktek dokter mata lainnya di JTEC, bisa telp di 021-8779 8970 (hunting)

Baca juga artikel Apakah Persalinan Normal bisa Dilakukan pada Penderita Mata Minus? oleh Bidanku.com klik di sini
Sumber : Apakah Persalinan Normal bisa Dilakukan pada Penderita Mata Minus? http://bidanku.com/apakah-persalinan-normal-bisa-dilakukan-pada-penderita-mata-minus#ixzz31T9skFZ4

Lihat ---> betapa tebalnya lensa kacamata saya, tapi tetap bersyukur. Alhamdulillah ^_^

3 komentar:

  1. hai sis lam kenal? aku juga pengen periksa rentina mata nih, aku minus 5 an, sekarang udh 35 week, aku pingin periksa di JEC kedoya, iseng iseng aku tanya via ym sma adminya, tapi kok biayanya mahal y, kisaran 1,5 s/d 2 jt dan belum termasuk biaya konsul dokter. dirimu periksa disana bilangnya mau cek rentina untuk bu mil gtu y?

    BalasHapus
  2. haloo Rina...

    pas banget aku mau memeriksakan mata ke JTEC..
    kebetulan kehamilanku saat ini 25 minggu..
    infonya sangat membantu sekali :)

    o iya boleh tanya ngga?
    total waktu pemeriksaan matanya berapa lama?

    saya rencana mencari yg di hari sabtu krn bekerja.

    thanks :)

    BalasHapus
  3. Jeje notes 2 : Hai mba salam kenal juga. Maaf ya dari terakhir posting ini sampe sekarang baru buka blog. 3 bulan yang lalu lagi happy babymoon. heheheh. Dirimu kini apakabar? pasti udah lahiran juga yaaa. jadi mau berkunjung ke blog mu...selamat yaaaa..

    Theresia Tutur : Haaloo juga Theresia, maaf ya baru buka blog setelah hampir lebih dari 3 bulan. Gimana cerita pemeriksaan matamu? atau sudah lahiran? aku kunjungi blog mu ya....:)

    BalasHapus